Inspirasi cinta dari Mang Alpi untuk Literasi

Pertemuan ke-12 kuliah online di grup belajar menulis gelombang 15 sangat mengasyikkan karena membahas cinta. Bicara tentang cinta menimbulkan beragam persepsi, bisa negatif bisa juga positif. Dalam bahasa cinta ada bentuk aktualisasi yang beragam pula, ada yang bilang cinta identik dengan pacaran, namun ada pula yang memaknai cinta sebagai bentuk kasih sayang kepada orang lain. Nah, dalam pertemuan kali ini, ada cinta yang lain dalam konteks belajar menulis.

Pertemuan ke-12 yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 28 Agustus 2020, dari pukul 19.00 - 21.00 narasumber yang didatangkan dalam perjalanan belajar menulis berbicara tentang cinta. Beliau adalah sosok pria hebat yang bernama Alpiyanto, atau saya panggil saja Mang Alpi. Tanpa bisa menyebutkan identitasnya yang menurut cerita belum bisa membaca pada saat kelas 4 SD ini sebagai seorang founder master trainer Samudera Hati. Beliau seorang pembelajar, praktisi pendidikan berbasis hati nurani, penulis buku, terapis, dan dosen tamu pada Program S1 dan Pascasarjana pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fak. Kedoketaran dan Kesehatan di salah satu Universitas Islam terbesar di Jakarta. Sosok yang mendapatkan rengking 53 dari 56 siswa saat di SMA, ingin mencari potensi diri, dan tidak pernah menyurutkan hati untuk bangkit dan meraih berbagai prestasi untuk sesama. Fokus beliau pada aktivitas para guru dan orang tua dalam membantu anak yang “istimewa” dengan sentuhan kasih sayang dari pancaran hati yang ikhlas untuk meraih mimpi.sehingga menjadi anak yang mampu memberi konstribusi pada dunianya. 

Pengalaman Mang Alpi menulis karena termotivasi dengan bapak Andrias Harefa, kemudian menulis buku best seller, sampai dicetak ulang sebanyak 5x. Buku berjudul Hypno Heart Teaching mampu mengubah pria pemalu, pendiam, kurang gaul, suka menyendiri, kurang percaya diri serta gagap menjadi sosok motivator dan menginspirasi bagi orang lain lewat pelatihan Samudera Hati Dari pengalaman yang dituliskan ada nilai yang diperjuangkan, dikorbankan, harapan dan kerelaan yang semua itu bisa dibicarakan dengan bahasa cinta maka beliau berpesan dengan satu kalimat "Menulislah dengan cinta! Melalui menulis dengan hati akan membuat karya menjadi unik dan mengena ke hati para pembaca.  Menulis seyogyanya diawali dengan menulis hal-hal yang diketahui. menulis tentang pengalaman dan perasaan sendiri sehingga mudah dipahami dan mengalir secara natural. Hal ini yang menjadi salah satu inspirator beliau dalam menulis. Pengalaman pribadi penulis menjadi pondasi yang kokoh dalam menulis, ditambah dengan struktur isi yang mengalir akan sangat dinikmati oleh para pembaca. Tidak perlu berpikir yang rumit, mencari yang paling mudah, mudah diingat agar aliran tulisan mendapatkan flow yang natural. Kata motivasi menjadi bumbu penyedap dalam setiap tulisan dan dikenang sepanjang jaman.  

Cinta merupakan anugerah dari sang Maha Pencipta untuk seluruh umatnya, maka menulislah dengan Cinta. Apabila cinta telah berkata maka semuanya terasa indah. Cinta merupakan kata yang bersumber dari hati untuk merasakan salah satu getaran emosi yang ditimbulkan dari perasaan.  Ketika hati telah berbicara muncullah indra keenam untuk menyentuh dengan rasa kasih dan rindu yang bersemayam dalam kalbu, maka pelihara cinta dalam menulis, karena energinya dapat dirasakan oleh pembaca. Kesimpulan dari pengalaman Mang Alpi ada inspirasi yang berawal dari kata cinta dan keluar dari hati dan menjadi goresan literasi. Bravo para guru unggul dan penulis hebat.