Mandi Seminggu Terbitlah Buku

 Malam Sabtu, saya dalam perjalanan pulang dari kenduri di rumah tetangga. Karena jaraknya tidak lebih dari 100 m, maka saya pilih jalan kaki. Baru saja keluar dari rimah yang punya hajat, tiba-tiba gerimis turun rintik-rintik. Sudah terlanjur keluar saya lanjutkan pulang bersama dengan tetangga yang diundang kenduri. Pikir saya hanya gerimis, mungkin tidak akan membasahi baju, lagi pula jaraknya tidak jauh. Saya tetap melangkahkan kaki sampai di rumah.

Sampai di rumah tidak mendapat sambutan hangat, tetapi teguran karena basah kuyup. Saya sedikit agak heran melihat baju basah ditambah rasa gatal merambat di sekujur tubuh.  Ibunya anak-anak meminta saya untuk mandi mumpung masih agak sore, katanya tidak baik mandi terlalu malam. Untuk mengusir rasa gatal, saya lepas baju dan sarung yang kukenakan sembari pergi ke kamar mandi. Setelah itu, anak-anak dan ibunya saya ajak salat isya. Menghamba kepada ilahi berjamaah dengan empat rakaat.

Selesai salat kubuka handphone, kutelusuri WA grup "belajar menulis gelombang 15" dan kutemukan sharing berbunyi kelas menulis pertemuan ke-3 dengan nara sumber guru hebat dan usia masih sangat muda. Beliau bernama lengkap Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD biasa dipanggil Cikgu Tere. Melihat biodata, beliau lahir di Kuningan Jawa Barat pada tanggal 13 September 1984. Berarti usia baru separo perjalanan di kepala 3 sudah meraih segudang prestasi sangat luar biasa. Kalau tidak salah melihat ada 17 jenis prestasi dari lingkungan lokal, regional hingga internasional.

Beliau mengawali kegiatan menulis pada saat bergabung dalam grup belajar menulis yang digagas oleh Om Jay, guru hebat juga blogger dan PGRI. Masuk pada gelombang 4 dan bertemu dengan pemateri Prof. Richardus Eko Indrajit atau Prof. Ekoji. Dalam sharing materi, Cikgu Tere mendapat tantangan menyelesaikan sebuah buku siap terbit dalam jangka waktu satu minggu. Ada keraguan terlintas dalam benaknya mungkinkah dalam satu minggu mampu menyelsaikan satu buku. Dengan tekat bulat dan melangkah pasti memberanikan diri menyunting sebuah redaksi yang cukup menarik perhatiannya, yaitu ubiquittous learning.dibuatlah judul "Belajar Semudah Klik, Membangun Ubiquitous Learning dalam Konsep Merdeka Belajar". Namun oleh Prof. Ekoji diubah menjadi "Belajar Semudah Klik, Membangun Ekosistem Ubiquitous Learning dalam Konsep Merdeka Belajar." dan Prof. Ekoji menjadi penulis keduanya.

Usaha yag tidak sia-sia di tengah kesibukan menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan guru tetap eksisi dalam menulis yang telah menjadi ajang mencapai ketenangan dalam hidupnya. Penantian panjang yang tidak menyenyakkan tiduirnya akhirnya datang, Cikgu Tere mendapat kabar yang sangat menggembirakan dari penerbit mayor, yaitu Penerbit Andi, tulisannya layak dan siap diterbitkan dengan bukti surat perjanjian penerbitan. Kesimpulannya untuk menjadi penulis harus fokus jangan ragu dalam melangkah dan harus totalitaa hingga tuntas ibarat peribahasa "Terlanjur basah mandi sekalian" dan hasil dari pengalaman Cikgu Tere patut jadi motivasi "mandi seminggu terbitlah buku"



Sarang, 7 Agustus 2020

Comments

  1. Resum skaligus menjadi karya sastra yang menarik

    ReplyDelete
  2. Netizen bilang "typo". Typo atau kesalahan pengetikan (meskipun kita tahu maksudnya) pasti mengganggu dan mengurangi keefektifan kalimat itu sendiri. Hal lumrah yang dialami sebagian penulis pemula, seperti saya. Namun kita terus bertekd untuk mengurangi kesalahan dalam mengetik kata demi kata agar sesuai dengan PUEBI.
    Salam sahabat menulis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. siap pak dhe susanto, terima kasih krisannya, salam persahabatan dan persaudaraan

      Delete
  3. Pilihan kosa katanya membuat orang penasaran. Siip.
    Senangat terus ya Pak.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

WA Grup untuk pembelajaran daring

Pengalaman Menjadi Guru

Kabar yang Masih Samar