Kabar yang Masih Samar

Disuatu pagi, Goesbroadin sudah melaksanakan proses pembelajaran Bersama anak ddik. Saat itu materi yang dibahas adalah tentang lingkungan sekitar, yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan biotik dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan metode discovery. Anak-anak didik dibagi dalam menjadi beberapa kelompok dengan bermodalkan pertanyaan pemantik masing-masing mncari dan menyelesaikan tugas sesuai kelompoknya. Sebagian kelompok anak-anak mengamati halaman depan, sebagian lagi mengamati halaman belakang, bahkan ada sebagian kelompok yang mengamati sawah terdekat dan empang di samping sekolah. Rona-rona wajah ceria menghias masing-masing individu dan terlihat dibalut hati penuh semangat mereka menyelesiakan tugas.

“Sudah selesai, Pak.” tunjuk salah satu anak didik berserta kelompknya.

“Apakah sudah semua?” tanya Goesbroadin.

“Sudaaah!” jawab ana-anak didik serempak.

“Ke sini semuanya!” pinta Goesbroadin kepada anak-anak didik untuk berkumpul di depannya.

Dalam waktu sekejap, mereka sudah berkumpul di bawah naunagan rindangnya pohon beringin yang berdiri kokoh di sudut halam sekolah. Dengan tegas dan lantang, masing-masing perwakilan kelompok meperesentasikan hasil pengamatan di lingkungan sekitar. Goesbroadin meinta kepada kelompok lain untuk menanggapi presentasi tersbut. Ada sebagian kelompkmyang menanggapi dan kelompok yang presenbtasi mempertahankan dari sanggahan. Tanpa disadari oleh anak-anak didik, mereka telah belajar dengan berdiskusi meski tanpa moderator, moderatonya yang gurunya. Juga telah terjadi barter pengalaman dan menambah wawasan dalam pembelajaran.

“Nah, sekarang kalian sudah paham tentang lingkungan abiotik dan biotik. Saatnya istirahatan dan silahkan Kembali ke kelas dulu!” jelas Goesbroadin seraya menyilahkan mereka beristirahat.

Dari depan kantor guru, secara diam-diam bapak Kepala Sekolah memperhatikan strtaegi mengajar yang dimunculkan oleh Goesbroadin. Dalam hati beliau merasa kagum dengan kompetensi sosok guru wiyata bakti sehingga merasa tidak salah pilih memintanya untuk mengabdi di sekolah yang beliau pimpin. Meski masih muda sudah mamlu menjadi inspirasi bagi guru-guru yang notabene sudah senior dan pangkatnya cukup tinggi.

“Ke sini sebentar, Goes!” panggil Bapak Kepala Sekolah.

“Siap, bapak!’ sahut Goesbroadin.

Dengan diliputi rasa penasaran, Goesbroadin melangkahkan kaki dengan agak berlari menuju ruang Kepala Sekolah. Diambilnya kursi tepat di depan Bapak Kepala Sekolah sejurus kemudian mereka berdua terlibat dalam obrolan santai yang diselingi intermezzo hingga serng terdengar ketawa yang cukup meriah dari liar ruangan.

“Terima kasi motivasinya, bapak!” ucap Goesbroadin seraya berpamitan.

Di luar ruangan sudah ditungggu dan disambut dengan seloroh para guru. Mereka menggoda kepada Goesbroadin dengan jelakar akan dijadikan menantu bapak Kepala Sekolah. Hati kecilnya merasa geli mendengar ocehan para guru yang sekarang menjadi sahabatnya. Bapernya dibuang jauh ke angkasa agar terbang tinggi bersama burung di atas sana sehingga di tidak merasakan adanya perasaan. Dirinya menonjolkan sikap cuek kepada situasi godaan dari para guru.

Pada jam pelajaran setelah istirahat pertama, Goesbroadin tetap tenang melaksanakan proses pembelajaran. Saat itu jam pelajaran matematika, yang secara umum di lingkungan sekitar sepertinya tidak boleh melaksanakan proses pembelajaran matematika pada jam siang. Namun bagi dirinya tidak menjadi sebuah masalah ketika harus melaksnakannya di jam siang bahkan pada jam terakhir, pada jam di atas jam 11. Pembelajaran tetap terlaksana dengan metode inquiry berbantuan media yang dibuatnya sendiri, yaitu matrik bilangan.

Meski suasana agak panas karena cuaca cukup terik, anak-anak didik mengikuti proses pembelajaran dengan aktif dan hati yang cukup senang. Anak-anak didik diminta oleh Goesbroadin sebagai gurunya untuk menemukan sendiri FPB dan KPK dari suatu bilangan melalu matrik bilangan.tak terasa dalam waktu kurang lebih 70 menit terasa pendek sekali. Pembelajaran dilanjutkan pada pengerjaan tugas tindak lanjut bagi anak didik.

“Ikut saya, Goes!” ajak seorang guru senior ketika keuar dari ruang kelas.

“Oke, siap maju jalan!” sahut Goesbroadin.

Mereka berdua berjalan beriringan menujuh arah kantin sekolah. Di sana ngobrol sembari menikmati sajian dari pemilik kantin. Obrolan diselingi saling curhat dan sharing pengalaman dalam proses pembelajaran juga diselingi intermezzo. Dalam sepersekian detik suasana tampak cerah dan meriah dengan balut keeratan dalam persahabatan sebagai guru yunior dan guru senior.

“Goes dicari bapak Kepala Sekolah!” seru salah seorang guru senior.

“Ada apa kok mencari saya?” Goesbroadin balik bertanya.

“Entahlah!” jawab guru tersebut singkat.

Goesbroadin segera melangkagkan kaki menuju kantor sekolah dan menghadap bapak Kepala Sekolah di ruangnya. Dia mengambil duduk di depan bapak Kepala Sekolah. Hati berdebar dan jantungnya berdegup dibalut rasa penasaran untuk menguak misteri pemanggilan dirinya. Bapak Kepala Sekolah masih berdiam diri karena terlihat sibuk mencermati dan menyelesaikan administrasi sekolah. Yang ditunggu akhirnya datang juga.

“Kamu sudah siap, Goes?” pancing Bapak Kepala Sekolah.

‘Siap yang bagaimana, bapak?” Goesbroadin balik bertanya.

“Begini, ada kabar tetapi belum jelas dan belum terang benderang. Akan tetapi perlu saya sampaikan kepada kamu lebih awal agar kamu mepersiapkan lebih dini. Kabar ini masih samar.” jelas bapak Kepala Sekolah.

“Memangnya ada kabar apa, Pak?” tanya Goesbroadin sedikit agak penasaran.

“Rekrutmen calon pegawai negeri sipil, Goes.” jawab bapak Kepala Sekolah.

Dengan suasana hati bercampur anatara senang dan penasaran, Goesbroadin keluar dari ruang Kepala Sekolah. Sejurus kemudian memasuki kelas yang diampunya. Dan saat itu dia menjalankan proses pembelajaran kurang focus karena ada kabar dari bapak Kepala Sekolah. Di balik kabar itu dia harus menyiapkan segala sesuatunya termasuk mental dan fisik untuk menghadapi seleksi calon pegawai negeri sipil. Hatinya juga agak sedikit tenang karena KABAR YANG MASIH SAMAR. Meskipun demikian memang perlu persiapan yang sungguh-sungguh sembari menunggu kepastian kabar itu sendiri.

 

Comments

Popular posts from this blog

WA Grup untuk pembelajaran daring

Pengalaman Menjadi Guru