Mimpi Mbak Ditta Jadi Nyata

Perjalanan belajar menulis gelombang 15 pada pertemuan ke-14, saya sangat antusias mengikutinya. Akan tetapi agak sedikit malas untuk menulis resume sehingga jauh tertinggal dengan sahabat-sahabat para guru hebat di seantero Nusantara. Setekah melihat kilas balik (flasback) komen di WA grup dan melihat sekilas profil narasumber seketika tumbuh semangat untuk menulis resume mengikuti mimpi sang narasumber. Untuk menenangkan dan mendamaikan suara hati maka tetap menulis resume dengan untai mutiara "tiada kata terlambat".

Hari Rabu, 2 September 2020, perjalanan belajar menulis sampai pada pertemuan ke-14 dengan narasumber seorang guru hebat nan cantik dan penuh dengan mimpi. Beliau bernama lengkap Ditta Widya Utami, S.Pd. atau kupanggil dengan Mbak Ditta, seorang guru IPA pada SMP 1 Cipeundeuy Subang Jawa Barat. Bersama moderator hebat yang biasa dipanggil Bu Kanjeng beliau memberikan untaian kata untuk mengawali paparan materi, yaitu “Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki. Sebutir pasir yang banyak dijumpai, sebanyak itulah kita harus memberi. Berikan arti melalui tulisan ini". 

Pengalaman Mbak Ditta dalam menulis diawali bergabung dalam grup menulis bersama Om Jay pada gelombang 7 karena terinsprirasi dari tulisan Om Jay yang menulis dengan tema apa pun yang ada.. Dalam grup ini Beliau banyak memperoleh wawasan dalam kegiatan menulis. Bahkan pernah mendapat kejutan hadiah sebagai resume terbaik. Sebenarnya mimpi menjadi penulis sudah ada sejak kecil tetapi belum tahu ke man harus mencari ilmu tentang menulis. Beruntung lah beliau bergabung dengan grup belajar menulis. Dalam grup itu ada pemateri yang membuat terkesan para peserta dalam grup, siapa lagi kalau bukan Prof.Ekoji. Mbak Ditta sangat tereksan terhadap Prof. Ekoji yang memberikan materi dengan luwes dan sikap yang bersahaja. Beliau menerima tantangan yang diberikan dalam menulis seminggu yang temanya dari channel Ekoji.

Begitu menerima tantangan, langsung mengirimkan judul beserta outline, dan langsung di acc Prof. Ekoji. Setelah itu, setiap hari menulis satu bab hingga selesai. Salah satu rahasia dalam menulis buku adalah menyelesaikan seluruh draft dari daftar isi hingga daftar pustaka, baru kemudian edit. Selain melalui WA grup, Prof. Eko juga melakukan bimbingan melalui google meet dan zoom. Pada bimbingan klasikal pertama, setiap peserta mempresentasikan naskahnya masing-masing. Lalu, Prof. Eko memberi masukan atas masing-masing karya untuk kemudian direvisi.

Selesai menulis dan proses editing dilanjutkan kirim ke penerbit dan menunggu hasil dari penerbit yang kebetulan merupakan penerbit mayor, yaitu Penerbit Andi.  Pengumuman dilakukan via zoom meeting yang dihadiri oleh Pak Joko sebagai perwakilan dari Penerbit Andi, Om Jay dan tentu saja Prof. Ekoji. Semua naskah yang masuk, masih ada yang harus revisi minor, revisi mayor dan ada yang langsung diterima. Alhamdulillah, bersyukur karena naskah Menyongsong Era Baru Pendidikan termasuk yang langsung diterima. Terasa seperti mimpi yang menjadi sebuah kenyataan karena buku yang ditulis Mbak Ditta langsung proses penerbitan. 

Mbak Ditta menyampaikan tujuan menulis ada tiga, yaitu: (1) Menulis untuk mengabadikan momen, sebagai contoh ketika menuliskan kisah saat mendapat surprise, misal hadiah kejutan dari Omjay, saat  menjadi pemenang lomba blog, (2) Menulis untuk mengabadikan buah pikiran, ini lebih serius menulis, misal: Best Practice, PTK, artikel ilmiah, atau yang menulisnya membutuhkan referensi, (3) Menulis untuk kebutuhan, tujuannya karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi, misalnya untuk mendapat kesenangan, untuk menyalurkan hobi, bahkan untuk mendapat penghasilan. Dalam pengalaman menulis beliau juga mengalami kesulitan misalnya: (1) menggabungkan ide, misalnya sudah ada ide menulis pentigraf, ada juga rencana buku solo kedua bertema you are not alone, ingin nulis kisah kepala sekolah saat ini, kisah tukang kayu yang didengar; (2) membangun konsistensinya dengan mengingat prinsip saya, memberi arti bagi setiap orang yang ditemui, dalam setiap hal yang dilalui, dan untuk setiap waktu yang dimiliki. 

Kesimpulan sesuatu yang sudah ditulis, gayanya, isinya, tergantung dari niatan yang menulis. Baik itu untuk mengabadikan momen, mengabadikan buah pikiran, atau untuk memenuhi kebutuhan. Menulis untuk penerbit mayor membutuhkan proses mulai dari seleksi naskah, proses layout, editing, proofing, cetak hingga pemasaran. Sungguh suatu kejaiban bagi beliau karena bisa menerbitkan buku di penerbit mayor, bak sebuah mimpi yang menjadi nyata


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

WA Grup untuk pembelajaran daring

Pengalaman Menjadi Guru

Kabar yang Masih Samar