Asyik Belajar Menulis Akademik

Assalamu'alaikum, perjalanan saya dalam belajar menulis gelombang 15 sudah sampai pada pos k-22 yang dilaksanakan pada hari Senin, 21 September 2020. Kali ini masih bersama dengan Om Jay yang mengandirkan sosok guru hebat yang menjadi dosen di Universitas Pamulang dan sedang menempuh pendiddikan S3 (Doktoral) di Austria. Beliau Bernama Imam Fitri Rahmadi, bisa saya panggil Bang Rahmadi. Saat itu juga beliau langsung komunikasi menularkan virus literasi melalui daring dari Austria dengan tema Dasar Menulis Akademik. Meliau bilang di Austria nun jauh di Eropa sana bertepatan waktu siang hari, sedangkan di Indonesia sudah malam tepatnya pukul 19.00 -- 21.00. 

Beliau langsung menyampaikan materi yang terdiri dari 15 slide atau gambar dilengkapi dengan video. yanglangsung diposting dengan pelan-pelan. Para peserta group belaar menulis dapat membacanya dengan dipandu oleh moderator, sosok motivator handal siapa lagi kalau bukan Bu Kanjeng. Beliau bilang dalam sharingnya kalau keterampilan menulis secara akademik sangat dibutuhkan oleh masyarakat akademik termasuk guru. Guru perlu memiliki kemampuan menulis akademik yang baik untuk menyusun laporan penelitian tindakan kelas (PTK) dan/atau menulis artikel jurnal. Pengertian paling sederhana penulisan akademik atau academic writing adalah penulisan non-fiksi yang ditulis sebagai bagian dari tugas atau pekerjaan akademik seperti menulis makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan artikel jurnal. Penulisan akademik bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan dan pemahaman tentang suatu topik secara persuasif, formal, dan objektif. Gaya penulisan yang persuasif, formal, dan objektif sekaligus merupakan karakter dari penulisan akademik. Menulis akademik bermaksud untuk membangun dan menyampaikan argumen dengan gaya formal mengikuti kaidah-kaidah baku yang berlaku secara objektif sesuai dengan data dan fakta yang ada. 

Menulis akademik yang paling mendasar adalah terkait dengan pemilihan kata. Pemilihan kata sangat menentukan rasa tulisan. Antara penulisan personal, formal, dan akademik, kata yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan hal yang sama. Berbeda satu kata saja dapat mengubah rasa kalimat. Antara ngobrol-ngobrol, berbincang-bincang, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama menggambarkan proses bertukar informasi antara para guru dengan kepala sekolah. Namun, kata ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbincang-bincang terasa lebih formal, sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik. Dasar Menulis Akademik berikutnya tentang penulisan kalimat. Kalimat dapat berbentuk sederhana (simple sentence), gabungan (compound sentence), dan kompleks (complex sentence) yang apabila ketiganya digabung menjadi kalimat campuran. Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan lainnya.

Setelah penulisan kalimat yang penting dalam menulis akademik adalah penyusunan paragraf. Paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) + ide pengontrol (controlling idea) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Namun, dalam penulisan akademik, paragraf lebih dilihat sebagai sebuat esai mini yang bermula dan berakhir pada satu topik tertentu. Paragraf memiliki format serupa layaknya sebuah esai meliputi pembuka, inti, dan penutup. Ada juga hal yang penting dalam menyusun pargraf adalah kelogisan dan kepaduan paragraf. Membahas penyusunan paragraf yang baik bersinggungan dengan konsep coherence and cohesion atau kelogisan dan kepaduan sebuah paragraf. Kelogisan dalam paragraf yang dimaksud adalah logis idenya. Konsep ini berurusan dengan koneksi ide pada level ide suatu paragraf dengan banyak memainkan aspek retoris: organisasi dan kejelasan ide, pengembangan dan dukungan argumen, serta sintesa dan integrasi rujukan. Kepaduan dalam paragraf mengarah pada bentuk kalimat dan paragraf yang padu. Konsep ini berkaitan dengan koneksi ide pada level kalimat dan paragraf dengan berfokus terhadap aspek penggunaan tata bahasa: gramatika, pengulangan kata atau ide dengan sinonim, dan penggunaan kata penghubung.Kata penghubung atau dalam bahasa Inggris disebut linking words adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat. Kata penghubung dikategorikan berdasarkan fungsi spesifik dalam mengubungkan kalimat dan/atau paragraf. Fungsi spesifik yang dimaksud meliputi penambahan, kontras, urutan, hasil, penekanan, perbandingan, ilustrasi, kesimpulan, dan lainnya. Tak bisa ditinggalkan dan harus mendapat perhatian dalam menulis akademik adalah bentuk paragraf. Bentuk paragraf dibagi menjadi tiga, yaitu paragraf deduktif, induktif, dan campuran. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada kalimat pertama dengan penjelasan dari umum ke khusus. Paragraf induktif meletakkan gagasan utama pada kalimat terakhir degan penjelasan dari khusus ke umum. Paragraf campuran merupakan gabungan antara paragraf deduktif dan induktif yang lebih sering berpola deduktif terlebih dulu disambung dengan pola induktif. Menulis akademik sebaiknya menggunakan paragraf deduktif supaya tulisan mudah dipahami. Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok paragraf di awal.

Terdapat 4 jenis paragraf meliputi paragraf deskriptif, naratif, ekspositori, dan persuasif dengan fungsi masing-masing. Paragraf deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan sesuatu atau seseorang. Paragraf naratif digunakan untuk menarasikan cerita atau runtutan peristiwa. Paragraf ekspositori berguna untuk menunjukkan proses atau prosedur melakukan sesuatu. Paragraf persuasif berperan meyakinkan pembaca untuk menerima atau memahami argumen berdasarkan fakta dan data. Semua jenis paragraf diperlukan untuk menulis akademik sesuai dengan fungsinya. Namun menulis akademik, terutama untuk penulisan artikel jurnal, harus banyak menggunakan paragraf persuasif. Mengigat peran penting dalam menulis akademik, perlu dibahas lebih mendetail cara menyusun paragraf persuasif yang penyusunannya sedikit berbeda karena memiliki komponen khusus. Kalimat topik dalam paragraf persuasif berisi klaim dan alasan rasional untuk menunjukkan posisi. Kalimat penjelas berupa data sebagai bukti terdiri dari informasi detail, contoh, fakta, atau statistik yang dipilih dengan selektif dan spesifik. Sesekali harus menyuguhkan argumen berlawanan atau counterclaim untuk menunjukkan bahwa penulis sadar adanya posisi alternatif. Terakhir, terdapat warrant sebagai penjelasan dan analisis untuk menarik kesimpulan spesifik dari klaim.

Persamaan antara Paragraf dengan Esai, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, paragraf dalam sudut pandang penulisan akademik lebih didefinisikan sebagai sebuah esai mini yang bermula dan berakhir pada satu topik tertentu.  Melihat dari segi format paragraf dan esai memang serupa terdiri dari pembuka, inti, dan penutup. Pola yang diawali dengan pembukaan, diisi dengan inti, dan diakhiri dengan penutup berlaku baik pada paragraf maupun esai. Paragraf dibuka dengan kalimat topik, diisi dengan kalimat penjelas, kemudian diakhiri dengan kalimat penutup. Esai dibuka dengan paragraf topik, diisi dengan paragraf penjelas, terus diakhiri dengan paragraf penutup.Persamaan antara Paragraf, Esai, dan Artikel Jurnal. Lebih lanjut ternyata pola pembuka, inti, dan penutup berlaku juga pada artikel jurnal. Sistematika pada makalah, skripsi, tesis, disertasi sepertinya juga menggunakan pola tersebut. Nah, berarti sebetulnya, pola menulis akademik itu serupa mulai dari yang paling sederhana dalam menulis paragraf hingga yang lebih kompleks seperti menulis skripsi dan artikel jurnal. Perbedaan antara makalah dengan aqrtikel jurnal. Makalah dengan artikel jurnal sangat berbeda. Berdasarkan tujuan, makalah ditulis sebatas sebagai upaya menginformasikan sesuatu, artikel jurnal bertujuan untuk meyakinkan pembaca. Penulisan makalah berbasis topik, artikel jurnal ditulis berbasis pertanyaan yang biasanya diambil dari pertanyaan penelitian. Makalah hanya menyajikan diskusi umum terkait suatu topik tertentu, artikel jurnal memiliki argumen spesifik yang diangkat ke permukaan. Makalah tidak menghasilkan pengetahuan baru, artikel jurnal menyuguhkan perspektif dan kesimpulan unik yang dimungkinkan dapat menjadi suatu pengetahuan baru.

Kesimpulan. Memang betul menulis akademik harus persuasif, formal, dan objektif, namun bukan berarti penulisannya harus selalu menggunakan kalimat dan paragraf yang kompleks. Supaya tulisan terasa lebih akademik, pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf harus diperhatikan dengan baik. Sangat disarankan paragraf berbentuk deduktif dan banyak menggunakan paragraf persuasif. Terdapat pola yang serupa dalam struktur paragraf, esai, dan artikel jurnal terdiri dari pembuka, inti, dan penutup. Salah satu pembeda antara makalah dengan artikel jurnal adalah makalah ditulis berbasis topik sedangkan artikel jurnal berbasis pertanyaan.

Sangat menarik membahas dasar menulis akademik. Beliau mengucapkan terima kasih kepada Ilse Born-Lechleitner, dosen mata kuliah Academic Writing English di JKU Linz Austria, atas ilmu penulisan akademik yang amat padat selama satu semester. Terima kasih juga kepada Bapak dan Ibu yang telah menyimak materi dan menyaksikan video dengan seksama. Semoga bermanfaat dan silakan materi ini dapat disebarluaskan untuk menebar manfaat lebih luas. Senang untuk berbagi! 

Salam Literasi

Comments

Popular posts from this blog

WA Grup untuk pembelajaran daring

Pengalaman Menjadi Guru

Kabar yang Masih Samar