Akhir tahun yang menyedihkan

Desember adalah merupakan bulan terakhir di setiap tahun. Pada bulan Desember di tahun 2021 ada hal yang paling menyedihkan dalam hidup saya, terutama urusan karier.  Adalah janji yang melibatkan sebuah tim dalam menentukan jabatan seseorang. Seseorang yang kebetulan tetangga, telah mendatangi saya atas nama tim sukses bupati. Dengan untaian kata mantap sekali beliau menawarkan sebuah jabatan kepada saya. Dari segi posisi memang sangat menjanjikan, setahu saya beliau menjadi tim sukses ring 1.  Saya mencoba untuk mengikuti kata-katanya yang menjajikan sebuah jabatan di struktural dan diminta untuk memilih pada 4 jabatan struktural. Saya memilih yang cukup setingkat lebih tinggi dari Kepala Sekolah, yaitu Camat/Sekcam. Beliau dengan mantap menyanggupi akan memenuhi pilihan saya.

Bulan Desember sudah habis harinya dan berganti Bulan Januari tahun baru, bahkan sudah ada 3 kali pelantikan jabatan struktural di lingkungan Pemkab namun tak pernah ada nama saya mendapat panggilan. Saya mulai berpikir dan ragu akan ketepatan janji manis dari seseorang yang menjadi tim sukses bupati. Kuberanikan diri untuk menanyakan perihal nasib saya kepada beliau. Setelah berkali-kali kucoba bertanya akhirnya mendapat jawaban yang cukup menyesakkam hati, yaitu karena usia sudah cukup tua tidak bisa menembus jabatan struktural. Saya mencoba untuk mengalihkan alasan pada pangkat dan golongan rung yang saya miliki, juga mendapat alasan katanya pelecehan pangkat. Pangkat dan golongan ruang PNS yang melekat pada saat itu, seharus sudah di atas Camat/Sekcam, bahkan sudah setara dengan Sekda. Lemas sudah batin ini karena gagal memperoleh jabatan struktural. Akhir tahun yang sangat menyedihkan batin ini.

Jujur saja saya sudah sangat berharap memperoleh posisi jabatan struktural karena sudah sekian tahun di jabatan fungsional (kurang lebih 35 tahun). Sudah tumbuh benih kejenuhan dalan hati saya bergelut dengan tugas yang bersinggungan dengan anaka didik. Tugas saya memang sangat mulia karena turut ambil bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, namun sebagai manusia yang punya nafsu juga muncul rasa jenuh dengan dunia yang monoton. Sehingga begitu ada tawaran masuk jajaran struktural dengan antusias tinggi saya terima. Namun karena semua itu sdah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, jika saya harus bergelut dengan dunia fungsional, apa daya tangan tak sampai untuk menggapai jabatan struktural. Memang sudah keluar uang tetapi belum seberapa, bukan keluar uang yang kuratapi tetapi telah menerima janji yang kusesali. Akhirnya hanya bisa bilang " N A S I B "  

Comments

Popular posts from this blog

WA Grup untuk pembelajaran daring

Pengalaman Menjadi Guru

Kabar yang Masih Samar