Pengalaman Menjadi Guru

Satu tahun sudah Goesbroadin menjalani pengabdian sebagai guru di sekolah dasar, selain cukup berprestasi dalam membibmbing anak didik dalam kegiatan lomba, dirinya memiliki pengalaman yang cukup berkesan. Pada saat pertama masuk di kelas menghadapi anak-anak yang begitu aktif sehingga membuat suasan kelas seperti tidak ada kendali karena anak-anak didik bermain seenaknya sendiri. Batinnya bergejolak dan memprovokasi hatinya untuk mundur saja dari dunia pendidikan. Hatinya bergemuruh dan bergolak untuk memberontak kepada anak-anak dengan kekerasan. Dalam sekejap dia membentak di kelas agar anak-anak diam.

“Jangan keras-keras, Goes!” pinta salah seorang guru senior.

“Wah, kesal hati ini, pak!” sahut Goesbroadin agak marah.

“Kamu masih butuh pembelajaran beradaptasi dengan anak-anak di sini.” jelas guru tersebut.

Pada akhirnya, kemarahan Goesbroadin mereda setelah mendapat pencerahan dari beberapa guru senior di sekolah tempat ia mengabdi pada negeri. Hari-hari berikutnya, dihadapinya anak-anak dengan senyum dan kelakar bernuansa intermezzo yang mendidik. Suasana kelas V yang menjadi tanggung jawabnya berubah drastis menjadi lebih meriah dan attitude anak-anak didik menjadi lebih beretika ketika berhadapan dengan setiap guru. Dalam waktu yang sekejap, pujian melayang dan hinggap pada pribadinya yang cukup semenjana.

“Hebat, ternyata anda mampu mengubah attitude anak-anak didik!” puji bapak Kepala Sekolah.

“Adakah metode khusus untuk mampu mengubah perilaku mereka, pak?” tanya guru lain.

Dalam hati Goesbroadin tertawa begitu mendapat pertanyaan tentang metode khusus. Padahal yang dia lakukan hanya sekedar berkelakar dan intermezzo kepada anak-anak didik. Dia juga belum berpikir apakah itu merupakan sebuah metode atau tidak, terpenting membawa suasana kelas cukup ceria dan menyenangkan. Target akhirnya, membawa anak-anak didik mampu menerima materi pembelajaran yang dibelajarkan bersama dan memperoleh hasil maksimal.

Ada satu hal yang menarik dan bikin ketawa Goesbroadin ketika mengawali menulis di papan tulis. Ternyata hampir semua anak-anak merasa terhalangi oleh kepalanya ketika mau meniru tulisan di papan tulis. Ada anak didik yang bilang dalam bahasa jawa “Pak, ndasem ngedangi!” kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia “Pak, kepalamu menghalangi!” Sembari menahan tawa dalam hati, dirinya bergeser sedikit agar tidak menghalangi tulisaan di papan tulis.

“Sudah terlihat jelas?” tanya Goesbroadin kepada anak-anak didik.

“Sudaaah!” jawab mereka serempak.

  Memikirkan ulah aneh-aneh dari anak-anak didik, sering membuat Goesbroadin tertawa sendiri seperti orang dengan gejala jiwa. Pada saat istirahat, dia sering menyendiri di bawah pohon beringin yang berdiri kokoh di sudut halaman sekolah. Sembari duduk-duduk dia membayangkan seperti apa nanti masa depannya jika menekuni menjadi seorang guru. Belum banyak melangkah sudah sering dihadapkan pada hal-hal yang cukup menggelitik dan aneh. Dalam hatinya berkata “apakah akan seperti ini, gambaran pendidikan ke depan di Indonesia?” dirinya kurang yakin jika pendidikan di Indonesia akan maju dengan melihat sikap dan perilaku guru seniornya seperti itu.

“Guru biasa cukup menjelaskan, guru luar biasa menjadi contoh, sedangkan guru istemewa memberi inspirasi. Silahkan kamu mau pilih jadi yang mana!” ucap bapak Kepala Sekolah.

“Terima kasih atas pencererahanny, bapak!” ucap Goesbroadin.

Ada satu peristiwa unik yang bikin heboh di kelas. Di suatu jam pembelejaran, tiba-tiba ada anak menangis sesenggukan dan bau kelas menjadi anyir. Anak-anak bergumam dan menjadikan suasana kelas sedikit agak gaduh. Dengan secepat kilat, Goesbroadin mengambil langkah inisiatif dengan memerintahkan anak-anak belajar di halaman. Anak-anak diminta untuk memilih tempat yang teduh boleh berpencar dan secara reflek mereka membentuk kelompok sesuai dengan tempat belajar di keteduhan halaman sekolah.

“Ada apa dengan kamu?” tanya Goesbroadin kepada anak yang sedang sesenggukan.

“Tidak apa-apa.” jawab anak tersebut.

Setelah ditanya pelan-pelan ternayat anak tersebut sedang datang bulan. Ada rasa takut menerpa hatinya karena baru pertama kali mengalami peristiwa alamiah tersebut. Goesbroadin segera mencari solusi dengan meminjamkan gaun inventaris sekolah dan membelikan pembalut. Anak tersebut disuruh ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Semua beres dan belajar tetap berjalan, bahkan mereka sangat antusias belajr di luar kelas shingga berpesan agar sekali-kali diizinkan belajr di luar kelas.

“Lebih asyik belajar di luar kelas, Pak.’ komentar salah satu anak didik.

“Besuk lagi, ya!” janji Goesbroadin.

Muncul kegairahan anak-anak didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Mereka belajar secara aktif dan mencemrinkan rasa senang. Tanpa disadari oleh Goesbroadin, dirinya telah mampu menerapkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan alam takakmbang sebagai media. Hal ini seuai dengan Amanah yang termaktub dalam Standar Nasional Pendidikan.

“Bagus dan hebat!” puji seorang guru senior.

“Memang saya akui, meski belum lama kamu mengabdi di sini sudah membawa perubahan yang cukup signifikan.” komentar guru yang lain.

“Saya tidak merasakan itu, Pak.” Sahut Goesbroadin merendah.

“Yang paling kami rasakan ada pada perubahan attitude anak-anak didik. Sangat luar biasa!” komentar bapak Kepala Sekolah di sela-sela obrolan.

“Dan, satu lagi! Hamper setiap ada masalah selalu diiringi solusi.” Sahut guru lain.

Peristiwa demi peristiwa ketika melaksanakan pembelajaran telah menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi diri Goesbroadin. Ketika dia secara reflek menyelesaikan masalah di kelas, baik secara pribadi anak-anak didik maupun secara klasikal dalam kontek pembelajaran menjadi bahan catatan bagi dirinya. Sebagian guru senior sudah mengapresiasi terhadap kesuksesan dalam melaksnakan kegiatan pembelajaran dan keberhasilan membawa anak-anak didik meraih prestasi dalam lomba. Secara diam-diam, para guru pun menjadikan pengalaman Goesbroadin menjadi inspirasi bagi peeningkatan kompetensi professional guru. Sungguh mengasyikkan ketika harus menjalani pengabdian untuk negeri dibalut dengan berbagai peristiwa yang menjadi pengalaman. Ya PENGALAMAN MENJADI GURU.

Comments

Popular posts from this blog

WA Grup untuk pembelajaran daring

Kabar yang Masih Samar